Qasidah Burdah, karya monumental Imam al-Busiri, adalah puisi pujian yang indah untuk Nabi Muhammad SAW. Sholawat Burdah ini tidak hanya mencerminkan cinta mendalam kepada Rasulullah, tetapi juga menjadi bagian penting dari tradisi keagamaan dan budaya Islam di seluruh dunia. Artikel ini mengajak Anda menyelami kisah mukjizat di balik penciptaan Burdah, struktur 10 babnya, serta makna spiritual yang terkandung di dalamnya.
Kisah Mukjizat di Balik Qasidah Burdah
Imam al-Busiri, seorang ulama dan penyair besar dari Mesir abad ke-13, menciptakan Qasidah Burdah di tengah cobaan berat. Saat menderita lumpuh separuh tubuh, ia bermimpi didatangi Nabi Muhammad SAW. Dalam mimpi itu, Nabi dengan lembut mengusapkan tangannya dan menyelimuti tubuh Imam al-Busiri dengan burdah (selimut). Ketika terbangun, mukjizat terjadi: penyakitnya lenyap. Penuh rasa syukur dan kerinduan, Imam al-Busiri menyempurnakan puisinya dan memberinya nama Burdah, yang berarti “selimut,” sebagai penghormatan atas peristiwa itu.
Kisah ini bukan sekadar legenda, melainkan cerminan cinta seorang hamba kepada Rasulullah. Burdah menjadi simbol kerinduan spiritual yang mendalam, menginspirasi jutaan umat Islam untuk melantunkannya sebagai bentuk cinta dan penghormatan.
Burdah Al-Busiri vs. Burdah Ka’b ibn Zuhayr
Meski Qasidah Burdah karya Imam al-Busiri adalah yang paling dikenal, ada puisi lain bernama Burdah karya Ka’b ibn Zuhayr, seorang sahabat Nabi. Sebelum masuk Islam, Ka’b menggunakan puisinya untuk memfitnah umat Islam. Setelah bertobat dan memeluk Islam, ia membacakan puisi pujian untuk Nabi Muhammad SAW. Terkesan oleh keindahan puisinya, Nabi melemparkan jubahnya (burdah) kepada Ka’b, sehingga puisi itu dinamakan Burdah.
Meski keduanya berbagi nama, Burdah karya Imam al-Busiri lebih populer dalam tradisi Islam modern karena keindahan bahasanya, kedalaman spiritualnya, dan penggunaannya dalam majelis sholawat. Burdah Ka’b ibn Zuhayr lebih bersifat historis, sedangkan Burdah al-Busiri hidup dalam praktik keagamaan hingga kini.
Struktur dan Makna 10 Bab Qasidah Burdah
Qasidah Burdah terdiri dari 160 bait yang terbagi dalam 10 bab, masing-masing mengandung tema spiritual yang mendalam. Berikut adalah ringkasan setiap bab beserta maknanya:
Pengantar dan Pujian Cinta kepada Rasulullah
Bab ini mengungkapkan kerinduan mendalam Imam al-Busiri kepada Nabi Muhammad SAW. Ia menggambarkan cinta sebagai kekuatan yang tak terelakkan, seperti dalam bait:
أمن تذكر جيران بذي سلم
مزجت دمعا جرى من مقلة بـدم
(Apakah karena teringat tetangga di Dzi Salam, air mataku bercampur darah?)
Peringatan Tentang Bahaya Hawa Nafsu
Imam al-Busiri menasihati pembaca untuk melawan hawa nafsu yang dapat menjauhkan dari kebenaran. Bab ini mengajak introspeksi diri untuk mendekatkan hati kepada Allah dan Rasulullah.
Puji-pujian terhadap akhlak mulia Rasulullah
System: Puji-pujian terhadap Akhlak Mulia Rasulullah Bab ini memuji akhlak mulia Nabi, seperti kelembutan, keberanian, dan kasih sayangnya, yang menjadi teladan sempurna bagi umat manusia.
Penjelasan tentang Kelahiran Nabi Muhammad
Bab ini menceritakan keajaiban yang menyertai kelahiran Nabi Muhammad SAW, seperti cahaya yang memancar, menandakan kehadiran pembawa rahmat.
Mukjizat dan Kenabian Rasulullah
Imam al-Busiri mengisahkan mukjizat Nabi, seperti pembelahan bulan, sebagai bukti kenabiannya yang tak terbantahkan.
Kemuliaan Al-Qur’an dan Pujian Kepadanya
Bab ini memuji Al-Qur’an sebagai mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW, yang menjadi petunjuk bagi umat manusia hingga akhir zaman.
Perjalanan Isra Mi’raj Nabi Muhammad
Bab ini menggambarkan perjalanan spiritual Nabi ke langit, menunjukkan kedekatannya dengan Allah SWT dan keistimewaan posisinya.
Perjuangan Nabi Muhammad
Bab ini merayakan perjuangan Nabi dalam menyebarkan Islam, termasuk kemenangan dalam perang melawan musuh.
Permohonan Ampunan dan Syafaat Rasulullah
Imam al-Busiri memohon syafaat Nabi agar dosa-dosanya diampuni dan ia mendapat rahmat Allah SWT.
Bermunajat dan Meminta Hajat
Bab penutup berisi doa-doa kepada Allah SWT, memohon keberkahan dan kedekatan dengan Rasulullah di surga.
Metode Tajried dalam Qasidah Burdah
Imam al-Busiri menggunakan metode Tajried, teknik puitis di mana penyair seolah membagi dirinya menjadi dua: satu bertanya, satu menjawab. Dalam bait 1–8, ia bertanya tentang gejolak cinta kepada Nabi yang terlihat dari air mata dan kerinduannya. Selebihnya, ia menjawab dengan pujian dan nasihat, mencerminkan dialog batin yang penuh makna. Contohnya:
أمن تذكر جيران بذي سلم
(Pertanyaan: Apakah karena teringat tetangga di Dzi Salam?)
أم هبت الريح من تلقاء كاظمة
(Jawaban: Atau angin bertiup dari arah Kazimah?)
Metode ini menciptakan keindahan puitis sekaligus menyampaikan nasihat spiritual bagi umat Islam.
Pengaruh dan Keindahan Qasidah Burdah
Qasidah Burdah telah menjadi bagian integral dari budaya Islam. Di seluruh dunia, dari Maroko hingga Indonesia, umat Islam melantunkan Burdah dalam majelis sholawat, perayaan Maulid, dan acara keagamaan lainnya. Keindahan bahasanya dan makna spiritualnya telah menginspirasi generasi, bahkan di kalangan non-Muslim yang menghargai seni puitisnya.
Burdah juga memiliki pengaruh global. Di Afrika Utara, Timur Tengah, dan Asia Selatan, Burdah sering dinyanyikan dengan irama lokal, mencerminkan fleksibilitas budayanya. Tokoh-tokoh seperti penyanyi sholawat Mesut Kurtis dan grup nasyid Raihan telah mempopulerkan Burdah dalam versi modern.
Amalan dan Teks Qasidah Burdah
Mengamalkan sholawat Burdah diyakini membawa keberkahan dan ketenangan hati. Teks lengkap Burdah tersedia dalam bahasa Arab, Latin, dan terjemahan di berbagai platform. Anda juga dapat menikmati keindahan Burdah melalui video sholawat di YouTube.
Amalan Praktis:
- Bacalah beberapa bait Burdah setiap hari sebagai bagian dari dzikir.
- Dengarkan lantunan Burdah untuk meresapi maknanya.
- Gunakan teks Burdah sebagai panduan doa untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Mengapa Qasidah Burdah Istimewa?
Qasidah Burdah adalah perpaduan seni, spiritualitas, dan cinta kepada Rasulullah. Kisah mukjizat penciptaannya, struktur 10 bab yang kaya makna, dan keindahan puitisnya menjadikannya karya abadi. Baik Anda mencari kedekatan spiritual atau ingin memahami budaya Islam.
Semoga artikel ini menginspirasi Anda untuk mengenal dan mengamalkan Qasidah Burdah. Mari kita bersama-sama mendekatkan diri kepada Allah SWT dan Rasulullah melalui sholawat ini. Amin Yaa Rabbal Alamin.





