Law of Attraction (LoA) telah menjadi topik hangat di berbagai kalangan, terutama setelah buku The Secret karya Rhonda Byrne memperkenalkan gagasan bahwa pikiran dan perasaan kita dapat menarik kejadian positif atau negatif dalam hidup. Namun, sebagai Muslim, saya sering bertanya: apakah konsep ini sesuai dengan ajaran Al-Qur’an? Bisakah LoA dijalankan tanpa melenceng dari nilai-nilai keimanan? Artikel ini akan membahas Law of Attraction dalam Islam, yang lebih dikenal sebagai Quranic Law of Attraction, berdasarkan buku Quranic Law of Attraction karya Rudin S. Rauf. Kami akan menjelajahi prinsip LoA, kaitannya dengan tawakal, qada dan qadar, serta batasan penerapannya agar selaras dengan Islam.
Dengan pendekatan ramah dan praktis, artikel ini akan mengajak Anda untuk memahami cara menerapkan LoA secara Islami, lengkap dengan doa, usaha halal, dan kisah pribadi yang mungkin menginspirasi. Mari kita mulai perjalanan ini bersama!
Apa Itu Law of Attraction?
Law of Attraction adalah keyakinan bahwa energi yang kita pancarkan melalui pikiran dan perasaan akan menarik hasil yang sepadan. Jika seseorang berpikir positif, fokus pada tujuan, dan memvisualisasikan keberhasilan, mereka cenderung menarik hal-hal baik seperti kesehatan, kekayaan, atau kebahagiaan. Sebaliknya, pikiran negatif dapat menarik pengalaman yang tidak diinginkan. Konsep ini sering dikaitkan dengan teknik seperti visualisasi, afirmasi positif, dan meditasi.
Meski populer di dunia Barat, LoA memiliki akar yang selaras dengan nilai-nilai spiritual, termasuk dalam Islam. Dalam Quranic Law of Attraction, konsep ini diintegrasikan dengan tawakal, doa, dan usaha yang sesuai syariat, menjadikannya unik dan relevan bagi umat Muslim.
Law of Attraction dalam Perspektif Islam
Segala aspek kehidupan seorang Muslim harus selaras dengan Al-Qur’an dan Sunnah. Quranic Law of Attraction bukan sekadar berpikir positif, tetapi melibatkan keimanan, niat tulus, dan usaha yang halal. Berikut adalah prinsip utamanya:
1. Tawakal: Kunci Integrasi LoA dengan Islam
Tawakal adalah berserah diri kepada Allah setelah berusaha maksimal. Dalam Quranic Law of Attraction, berpikir positif dan memvisualisasikan tujuan adalah bagian dari usaha, tetapi hasil akhir diserahkan kepada Allah. Seperti yang tertulis dalam Al-Qur’an:
“Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (kebutuhannya).” (QS. At-Talaq: 3)
Berpikir positif dalam tawakal bukan berarti pasrah, melainkan menjaga harapan terbaik sambil mempercayakan segalanya pada Allah.
2. Qada dan Qadar: Memahami Takdir
Islam mengajarkan bahwa segala sesuatu telah ditetapkan oleh Allah melalui qada dan qadar. Namun, manusia tetap memiliki kebebasan berusaha. Dalam LoA, kita harus berhati-hati agar tidak mengira pikiran kita mengendalikan nasib sepenuhnya, karena itu bertentangan dengan konsep takdir. Quranic Law of Attraction mengajak kita menggunakan pikiran positif dan doa sebagai pendukung usaha, dengan kesadaran bahwa Allah-lah yang mengatur segalanya.
3. Berpikir Positif dan Doa: Inti Keimanan
Berpikir positif adalah akhlak mulia dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda:
“Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Jika ia mendapatkan kebahagiaan, maka ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia ditimpa kesusahan, maka ia bersabar, dan itu baik baginya.” (HR. Muslim)
Doa menjadi wujud LoA dalam Islam. Salah satu doa yang relevan adalah:
“Rabbana atina fid-dunya hasanah wa fil-akhirati hasanah waqina ‘adhabannar”
(Ya Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa api neraka.)
4. Visualisasi dengan Niat Tulus
Visualisasi adalah teknik populer dalam LoA, di mana seseorang membayangkan tujuan mereka. Dalam Islam, ini harus disertai niat tulus untuk ridha Allah. Misalnya, seorang pelajar bisa membayangkan lulus ujian sambil berdoa dan belajar giat, dengan tawakal atas hasilnya.
5. Usaha Halal: Landasan Nyata LoA
Islam menekankan usaha yang halal. Quranic Law of Attraction tidak cukup dengan pikiran positif atau doa; tindakan nyata diperlukan. Seseorang yang ingin sukses finansial harus bekerja keras dan mencari peluang halal, sambil berdoa agar usahanya diberkahi.
Batasan Penerapan Law of Attraction dalam Islam
Meski LoA bisa selaras dengan Islam, ada batasan yang harus diperhatikan:
1. Menghindari Syirik
Syirik adalah dosa besar. LoA tidak boleh membuat seseorang percaya bahwa pikiran mereka mengendalikan nasib tanpa campur tangan Allah. Segala usaha harus ditujukan untuk mencari ridha-Nya.
2. Menjaga Niat Ikhlas
Setiap tindakan harus didasari niat ikhlas. Dalam LoA, tujuan harus untuk kebaikan dunia dan akhirat, bukan ambisi duniawi semata.
3. Bersyukur dan Bersabar
Sikap syukur dan sabar adalah inti keimanan. LoA yang tidak diimbangi dengan keduanya bisa membuat seseorang serakah.
Kisah Pribadi dan Refleksi dalam Quranic Law of Attraction
Sebagai seseorang yang pernah terjebak dalam rutinitas membosankan, saya mulai penasaran dengan LoA beberapa tahun lalu. Saya ingat membaca The Secret di sebuah kafe kecil di Jakarta, ditemani kopi pahit yang hampir tumpah karena tangan gemetar—mungkin karena kafein atau kegelisahan. Buku itu mengajak saya membayangkan impian besar, tapi sebagai Muslim, saya bertanya: apakah ini halal?
Jawabannya ada dalam Quranic Law of Attraction. Setelah membaca buku karya Rudin S. Rauf, saya mencoba menerapkannya. Saya mulai mencatat tujuan sederhana, seperti menyelesaikan tugas kantor atau quality time dengan keluarga, lalu berdoa setiap malam, “Ya Allah, mudahkan urusanku.” Perlahan, saya merasa lebih tenang, dan deadline yang biasanya stres malah terasa ringan.
Langkah Praktis yang Bisa Kamu Coba
- Mulai dengan Niat Ikhlas: Setiap pagi, saya duduk di teras, menikmati udara segar (jika burung tak terlalu berisik), dan meniatkan, “Hari ini aku ingin sabar dan bermanfaat.”
- Berdoa dengan Keyakinan: Saya suka mengucap “Rabbana atina…” sambil membayangkan keluarga sehat dan naik haji.
- Visualisasikan dengan Tawakal: Saya pernah membayangkan ceramah di masjid dengan nada santai, ditutup doa, “Ya Allah, jika baik, mudahkanlah.”
- Berusaha dengan Semangat: Untuk meningkatkan skill menulis, saya ikut kursus dan praktik harian—hasilnya, artikel ini ada!
- Syukur di Setiap Langkah: Saat hujan membuatku terlambat, saya syukuri payung dan sepatu utuh, dan tiba-tiba temen traktir makan siang!
Tantangan dan Pelajaran
Perjalanan ini tidak mulus. Saat aplikasi pekerjaan ditolak, saya sempat down, tapi sabda Rasulullah tentang kesabaran menguatkan saya. Saya juga khawatir soal syirik, tapi diskusi dengan teman menegaskan bahwa selama niat tulus dan hasil diserahkan pada Allah, ini aman—seperti menyetir dengan Tuhan yang pegang setir.
Inspirasi dari Komunitas
Teman online berbagi cerita inspiratif: ibu yang mengajari anaknya sambil berdoa hingga jadi juara, atau pedagang yang omzetnya naik setelah usaha dan doa konsisten. Ini menunjukkan kekuatan kolektif Quranic Law of Attraction.
🧠 Apa yang Akan Kamu Pelajari?
Dalam buku ini, kamu akan memahami:
- Bagaimana pikiran dan hati kita memancarkan energi ke semesta
- Cara menghubungkan niat dan doa dengan ayat-ayat pilihan
- Teknik visualisasi Islami yang berlandaskan Al-Qur’an
- Pentingnya menjaga niat, zikir, dan sabar dalam proses meraih impian
📘 Cocok Untuk Siapa?
Buku ini cocok buat kamu yang:
- Sedang berjuang mewujudkan impian besar
- Ingin memperkuat hubungan spiritual saat mengejar tujuan
- Merasa bosan dengan buku motivasi “sekuler” yang terlalu rasional
💬 Kutipan Inspiratif:
“Segala sesuatu yang kita niatkan, ucapkan, dan lakukan adalah pancaran energi. Dan energi terbaik adalah energi yang bersumber dari Kalamullah.” — Rusdin S. Rauf
🛒 Beli Bukunya di Shopee
Tertarik membaca lebih dalam?
Kamu bisa mendapatkan bukunya melalui Shopee dengan harga terjangkau:
👉 Quranic Law of Attraction – Energi al-Quran untuk Raih Keinginan
Kesimpulan
Pada pukul 01:50 PM WIB, 24 Juli 2025, saya masih belajar menerapkan Law of Attraction dalam Islam. Ini bukan tentang jadi “magnet kesuksesan”, tapi menjalani hidup dengan harapan, usaha tulus, dan tawakal. Dari pengalaman pribadi, menggabungkan pikiran positif, doa, dan tindakan membawa perubahan—meski kadang tak terduga.
Mulailah dari langkah kecil: tulis tujuanmu, berdoa dengan hati, dan berusaha sebaik mungkin. Sisanya, serahkan pada Yang Maha Mengetahui. Siapa tahu, suatu hari kita bisa ngopi bareng dan berbagi berkah ini! Wallahu’alam bishawab.





